Juragan Desa
Widget atas posting, kelebihan dan kekurangan metode problem solving.
seni belajar untuk hidup
Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap)
Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving adalah model yang mengutamakan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar untuk memperkuat daya nalar yang digunakan oleh peserta didik agar mendapatkan pemahaman yang lebih mendasar dari materi yang disampaikan. Seperti yang diungkapkan Pepkin (dalam Shoimin, 2017, hlm. 135) bahwa metode problem solving adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan.
Problem solving dalam pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Mengapa? Karena dengan mengetahui cara menyelesaikan masalahnya, pembelajaran akan merekat jauh lebih dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Dampaknya hampir sama dengan pembelajaran kontekstual, karena pada akhirnya masalah adalah hal sehari-hari yang akan ditemui oleh siswa. Pemecahan masalah merupakan keterampilan penting yang dibutuhkan pada abad-21 .
Sementara itu Purwanto (dalam Chotimah & Fathurrohman, 2018, hlm. 280-281) berpendapat bahwa model problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.
Model ini sering disebut sebagai metode pula karena boleh dibilang merupakan salah satu penerapan problem based learning (PBL) yang sudah memiliki langkah-langkah konkret. Namun di balik itu, metode ini juga cukup dinamis untuk dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan siswa atau sekolah. Oleh karena sifatnya yang dinamis, terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving .
Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran problem solving merupakan salah satu dasar teoretis dari berbagai strategi pembelajaran yang menjadikan masalah (problem) sebagai isu utamanya. Artinya akan terdapat beberapa tipe atau setting yang dapat dinaunginya.
Model problem solving adalah sebuah metode pembelajaran yang mengharuskan siswa berperan aktif dan mampu berpikir. Karena dalam problem solving siswa diharuskan mampu menganalisis materi mulai dengan mencari data sampai dengan menarik kesimpulan. Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran problem solving adalah model yang memusatkan pembelajaran pada pemecahan masalah sehingga siswa dapat memperkuat daya nalar dengan menyusun cara, strategi, atau teknik baru untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Lalu seperti apa prosedur, sintaks, atau langkah-langkah dari model ini? Berikut adalah penjelasannya.
Sintaks Pembelajaran Problem Solving
Terdapat sintaks atau acuan dasar dari seluruh fase yang harus dilakukan dalam menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 287-288) sintaks model pembelajaran problem solving terdiri dari 6 tahap sebagai berikut.
- Merumuskan masalah Kemampuan ini diperlukan untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
- Menelaah masalah Untuk menggunakan model problem solving, menelaah masalah diperlukan agar peserta didik dapat menggunakan pengetahuan untuk memerinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
- Merumuskan hipotesis Kemampuan yang diperlukan lainnya adalah berimajinasi dan menghayati ruang lingkup, sebab-akibat, dan alternatif penyelesaian.
- Mengumpulkan dan mengelompokkan data (sebagai bahan pembuktian hipotesis) Tahap ini berfungsi untuk memancing kecakapan mencari dan menyusun data serta menyajikan data dalam bentuk diagram, gambar, atau tabel.
- Pembuktian hipotesis Kecakapan menelaah dan membahas data, kecakapan menghubung-hubungkan dan menghitung, serta keterampilan mengambil keputusan dan kesimpulan.
- Menentukan pilihan penyelesaian Tahap ini akan membuat peserta didik mampu untuk membuat alternatif penyelesaian serta kecakapan menilai pilihan dengan memperhitungkan akibat yang akan terjadi pada setiap pilihan.
Langkah Langkah Model Pembelajaran Problem Solving
Terdapat langkah-langkah konkret yang dapat digunakan untuk menyelenggarakan model pembelajaran problem solving. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran problem solving menurut Sani (2019, hlm. 243) adalah sebagai berikut.
- Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
- Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
- Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
- Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru.
- Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan permasalahan.
- Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.
Tujuan Model Problem Solving
Dalam metode pembelajaran problem solving, pembelajaran tidak hanya difokuskan dalam upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Justru bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat tersebut adalah fokusnya. Dengan kata lain, model pembelajaran ini mengutamakan peningkatan keterampilan untuk menggunakan pengetahuan sebagiamana nantinya akan digunakan pada dunia nyata atau kehidupan sehari-hari.
Siswa yang dapat mengerjakan atau dapat memecahkan masalah yang diberikan oleh guru dapat dikatakan telah telah menguasai pelajaran dengan baik. Bersinggungan dengan hal tersebut, menurut Chotimah & Fathurrohman (2018, hlm. 282) tujuan dari pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
- Peserta didik menjadi terampil menyeleksi informasi yang relevan kemudian menganalisisnya dan akhirnya meneliti kembali hasilnya.
- Kepuasan intelektual akan timbul dari dalam sebagai hasil intrinsik bagi peserta didik.
- Potensi intelektual peserta didik meningkat.
- Peserta didik belajar bagaimana melakukan penemuan dengan melalui proses melakukan penemuan.
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Problem Solving
Setiap model pembelajaran pasti mempunyai kelebihan masing-masing. Salah satunya yakni model pembelajaran problem solving yang tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan pula. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini.
Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
- Membuat peserta didik lebih menghayati pembelajaran berdasarkan kehidupan sehari-hari.
- Melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil.
- Dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kreatif.
- Peserta didik sudah mulai dilatih untuk memecahkan masalahnya dari semenjak sekolah (sebelum memasuki kehidupan nyata).
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Membuat peserta didik berpikir dan bertindak kreatif.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang tepat.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
Sementara itu, menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) keunggulan dari metode problem solving adalah sebagai berikut.
- Merupakan teknik pembelajaran yang cukup bagus agar siswa lebih memahami isi pelajaran.
- Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
- Dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa.
- Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa.
Menurut Sanjaya (2016, hlm. 220) kelemahan dari metode problem solving adalah sebagai berikut ini.
- Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
- Keberhasilan strategi pembelajaran melalui PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin dipelajari.
- Chotimah, C., & Fathurrohman, M. (2018). Paradigma Baru Sistem Pembelajaran dari Teori, Metode, Model, Media, Hingga Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
- Huda, Miftahul. (2015). Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
- Sani, R.A. (2019). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
- Sanjaya, Wina (2016). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan ( Cetakan ke 12). Jakarta: Kencana Prenada Media.
- Shoimin, A. (2017). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Artikel Terkait
Gabung ke percakapan.
Terima kasih, sangat membantu bagi saya, semakin mengerti model pembelajaran problem solving.
Batalkan balasan
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.
Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.
Tinggalkan Komentar
Rikaariyani.com
Metode problem solving: pengertian, kelebihan dan kekurangan.
Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan - salah satu metode pembelajaran yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah metode problem solving . Melalui penggunaan metode problem solving diharapkan peserta didik belajar memecahkan masalah. Metode problem solving dinilai dapat melatih siswa berpikir kreatif saat menghadapi masalah pribadi maupun masalah kelompok. Melalui metode problem solving, peserta didik belajar secara mandiri mengidentifikasi penyebab masalah dan solusi dalam memecahkan masalah.
Lalu apa saja kelebihan dan kekurang metode problem solving? Simak artikel berikut ini:
Pengertian Metode Problem Solving Menurut Para Ahli
1. Rahmat
Menurut Rahmat (2005), problem solving atau pemecahan masalah adalah proses berpikir memahami realitas dalam konteks pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan menghasilkan hal-hal baru (kreativitas).
2. Nana Sudjana
Menurut Nana Sudjana (2010), problem solving atau pemecahan masalah merupakan model yang digunakan untuk mengajarkan konsep dan prinsip kepada peserta didik. Metode problem solving ini menitikberatkan pada aktivitas belajar peserta didik dalam memecahkan masalah, baik individual maupun kelompok. Akivitas peserta didik dimulai dengan mengidentifikasi masalah, kemudian mencari alternatif pemecahan masalah, menilai setiap alternatif pemecahan masalah, dan menarik kesimpulan alternatif yang tepat sebagai jawaban dari masalah tersebut.
4. Hamzah B. Uno
Menurut Hamzah B. Uno (2014: 13), problem solving adalah proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, menyusun alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.
5. Lucenario
Menurut Lucenario dkk yang dikutip oleh Khoiriyah dan Husana (2018:151), problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang untuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Menurut Gagne yang dikutip oleh Made (2016: 52), mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru.
7. Purwanto
Menurut Purwanto, metode problem solving adalah suatu proses dengan menggunakan strategi, cara, atau teknik tertentu untuk menghadapi situasi baru, agar keadaan tersebut dapat dilalui sesuai keinginan yang ditetapkan.
Kelebihan Metode Problem Solving
Metode problem solving memiliki beberapa kelebihan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis
Setiap masalah pasti ada solusi, tetapi tidak semua masalah bisa dipecahkan dengan baik. Setiap orang berbeda-beda dalam menghadapi problema atau masalah. Dalam metode problem solving, peserta didik dituntun atau diarahkan bagaimana memecahkan suatu problem secara logis.
2. Merangsang perkembangan berpikir peserta didik
Metode problem solving (pemecahan masalah) dapat merangsang peserta didik untuk mampu berpikir dengan pola pemikiran yang maju agar ketepatan dalam menyelesaikan problem bisa tercapai.
3. Berpikir dan bertindak kreatif
Peserta didik dituntut untuk logis dalam berpikir sehingga masalah bisa terselesaikan dengan baik. Peserta didik juga dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam memecahkan suatu problem sehingga problem tersebut bisa terselesaikan dengan baik.
4. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
Selain di tuntut untuk berpikir logis dalam menghadapi masalah, peserta didik juga diberikan arahan dalam menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan dari solusi masalah yang diberikan sehingga siswa mengetahui bagaimana mengevaluasi hasil dari solusi masalah tersebut.
5. Melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan
Peserta didik juga diarahkan untuk memiliki skill dalam menyiapkan suatu strategi dalam mengetahui suatu masalah sehingga bisa dievaluasi bagaimana cara penyelesaiannya.
Kekurangan metode problem solving
Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan lebih banyak orang
Metode problem solving (pemecahan masalah) ini bukan individualisme saja yang dikaitkan tetapi mengikutsertakan banyak orang untuk menyelesaikan problem yang muncul sehingga lamban terselesaikan.
2. Memerlukan banyak waktu
Selain melibatkan banyak orang, metode problem solving ini juga membutuhkan banyak waktu dalam menyelesaikan suatu masalah.
*Artikel ini ditulis oleh Muhammad Syahdoe MZ, S.IP (Mahasiswa Pascasarjana UIN STS Jambi.
Baca juga artikel lainnya:
- Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi
- Penggunaan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa
Post a Comment for "Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan"
Menu halaman statis.
- Privacy Policy
Zenius Fellow
- Zenius untuk Guru
Pembelajaran Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving) – Zenius untuk Guru
- Posted by by Zenius untuk Guru
- Mei 15, 2022
Bapak dan Ibu Guru, pasti pernah dong bermain teka-teki? Atau, justru sering memecahkannya untuk mengisi waktu luang?
Nggak hanya untuk hiburan Bapak dan Ibu Guru, teka-teki juga bisa digunakan di kelas, lho. Contohnya, sebelum memulai pelajaran IPA, kita bisa memberikan pertanyaan atau teka-teki yang merangsang pemikiran siswa.
Nah, coba perhatikan teka-teki di bawah ini.
Gigiku panjang, tapi juga pendek. Gigiku berakhir dengan cepat. Siapakah aku?
Dari teka-teki di atas, mintalah siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Biarkan mereka berpikir kreatif dan berimajinasi akan kemungkinan jawabannya.
Kalau menurut Bapak dan Ibu Guru sendiri, kira-kira apa jawabannya?
Iya, betul banget. Jawabannya adalah petir!
Setelah siswa berhasil menjawab, Bapak dan Ibu Guru bisa mengaitkan jawabannya dengan materi. Misalnya, materi tentang proses terjadinya petir atau fenomena listrik statis.
Wah, teka-teki menyenangkan juga, ya. Tapi, tahu nggak Bapak dan Ibu Guru? Teka-teki bisa bantu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah atau problem solving , lho.
Teka-teki membantu kita untuk berpikir logis, menguji prediksi, memecahkan masalah, dan menggunakan penalaran Matematika. Bahkan, dengan bermain teka-teki, kemampuan kerjasama atau kolaborasi juga meningkat.
Sebab itu, teka-teki bisa jadi salah satu media dalam model pembelajaran pemecahan masalah. Meskipun awalnya membingungkan, teka-teki memaksa siswa untuk berpikir tentang cara menyederhanakan informasi. Inilah keterampilan yang bermanfaat untuk pemecahan masalah.
Selain teka-teki, apa saja kegiatan yang bisa dilakukan dalam pembelajaran pendekatan pemecahan masalah? Yuk, kita bahas bersama, Bapak dan Ibu Guru.
Apa yang Dimaksud Pemecahan Masalah?
Pastinya, kita sudah nggak asing lagi dengan yang namanya masalah. Karena, setiap individu dihadapkan dengan suatu permasalahan yang menuntut penyelesaian.
Contohnya, setelah lulus S1, saya ingin melanjutkan pendidikan S2. Tapi, biaya yang dibutuhkan nggak sedikit. Nah, penyelesaiannya adalah dengan saya tetap harus bekerja sambil berkuliah atau mencari beasiswa.
Dalam buku Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015) dijelaskan bahwa pemecahan masalah adalah proses pemikiran dan pencarian jalan keluar. Macam-macam metode pemecahan masalah di antaranya lewat pengalaman masa lalu, berdasarkan firasat, trial and error , pemikiran ilmiah, dan secara rasional.
Dalam prosesnya, ada empat tahap yang dilalui seseorang untuk menyelesaikan masalah. Prosedur pemecahan masalah selengkapnya bisa dilihat di gambar berikut ini.
Lefudin dalam bukunya Belajar & Pembelajaran (2017) juga menyebutkan bahwa pemecahan masalah mempunyai strategi tersendiri. Beberapa di antaranya adalah melalui gambar atau diagram, menemukan pola, membuat tabel, memperhatikan semua kemungkinan secara sistematik, atau menebak dan memeriksa.
Lalu, bagaimana kaitannya pemecahan masalah ini dalam pembelajaran?
Baca Juga: Problem Based Learning, Belajar dari Masalah
Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran
Nggak cuma ditemui dalam kehidupan sehari-hari, suatu persoalan dalam pembelajaran juga termasuk masalah yang harus diselesaikan. Jika sering dihadapkan pada suatu masalah di kelas, siswa akan terbiasa untuk mencari jalan keluarnya.
Menurut buku Metodologi Pengajaran (2016), pembelajaran pendekatan pemecahan masalah menggunakan kegiatan yang melatih siswa untuk menghadapi berbagai masalah agar dipecahkan sendiri atau bersama-sama. Di pendekatan ini, orientasi pembelajarannya adalah investigasi dan penemuan yang didasarkan pemecahan masalah.
Jadi, model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mendapatkan pengalaman belajar dari proses penggunaan pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki untuk memecahkan masalah.
Baca Juga : Ragam Strategi Pembelajaran
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
Untuk menerapkan pembelajaran pendekatan problem solving , ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. Di antaranya:
- Merumuskan masalah , untuk mengetahui dan merumuskan masalah secara jelas.
- Menelaah masalah , dengan menggunakan pengetahuan untuk merinci dan menganalisis masalah dari berbagai sudut.
- Merumuskan hipotesis , sehingga siswa bisa berimajinasi dan memahami ruang lingkup, sebab akibat, serta alternatif penyelesaian.
- Mengumpulkan dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis.
- Pembuktian hipotesis, dengan mengkaji dan membahas data.
- Menentukan penyelesaian masalah , melalui kegiatan penarikan kesimpulan dan memperhitungkan akibat yang terjadi.
Setelah memperhatikan langkah-langkahnya, kita juga harus memilih bahan pelajaran yang mempunyai permasalahan. Nggak terbatas dari buku sekolah saja, materi juga bisa didapatkan dari lingkungan sekolah atau peristiwa di masyarakat.
Contohnya, masalah banjir yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Selain menemukan solusi alternatif dari masalah ini, kita juga bisa mengajarkan siklus air, proses terjadinya hujan, pentingnya mendaur ulang sampah, dan menjaga lingkungan.
Menurut Gulo dalam Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik (2015), ada beberapa kriteria dalam memilih materi pelajaran, yaitu:
- Materi bersifat isu konflik atau kontroversial.
- Materi bersifat umum sehingga tidak asing dan mudah dipahami siswa.
- Materi pelajaran mendukung pengajaran dan sesuai dengan kurikulum sekolah.
- Materi mencakup kepentingan banyak orang dalam masyarakat.
- Materi pelajaran bisa mengembangkan kelas dan membantu mencapai tujuan pembelajaran.
- Materi menjamin kesinambungan pengalaman siswa.
Nah, selain materi pelajarannya, satu hal lagi yang nggak kalah penting. Bapak dan Ibu Guru perlu menggabungkan pendekatan pemecahan masalah dengan berbagai media pembelajaran.
Kalau ingin menggunakan media pembelajaran yang kreatif, Bapak dan Ibu Guru bisa baca informasinya di artikel 6 Tips Membuat Pembelajaran Kreatif .
Sekarang, mari kita lanjut membahas bagaimana menerapkan pemecahan masalah di kelas.
Baca Juga: Model Pembelajaran Discovery Learning
Contoh Pembelajaran Problem Solving
Dalam memecahkan masalah, siswa perlu menganalisis materi, memahaminya, dan menarik kesimpulan. Karena itu, pendekatan pemecahan masalah mengharuskan siswa berperan aktif dan bisa berpikir kritis.
Nah, seperti yang saya sebutkan sebelumnya. Salah satu contoh pendekatan pemecahan masalah dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan media teka-teki.
Menurut Jurnal Riset Pendidikan Dasar, Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar (2018), diketahui kalau teka-teki silang bisa meningkatkan aktivitas pembelajaran sebesar 82,3%. Penelitian ini juga menemukan kalau hasil belajar siswa lebih baik dibandingkan dengan model pemecahan masalah yang nggak menggunakan media teka-teki.
Tapi, nggak hanya pelajaran IPA saja, teka-teki juga bisa diterapkan untuk ilmu lain. Contohnya, model pembelajaran IPS SD dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah.
Wah, ternyata teka-teki bermanfaat banget dalam pembelajaran. Selain teka-teki dan kegiatan di kelas, Bapak dan Ibu Guru juga bisa mendorong kemampuan pemecahan masalah siswa melalui buku atau film.
Kaitannya sama buku dan film, saya punya rekomendasi nih, Bapak dan Ibu Guru. Salah satu buku yang bisa mengembangkan kemampuan pemecahan masalah kita adalah Detective Conan (1994–sekarang).
Disajikan dalam bentuk komik, Detective Conan mengajak kita untuk berpikir dan memecahkan kasus yang diceritakan. Penyampaiannya juga cukup ringan, tapi bisa meningkatkan rasa penasaran.
Jadi, kita bisa sama-sama berlatih memecahkan masalah lewat komik Detective Conan . Kalau Bapak dan Ibu Guru atau siswa nggak begitu tertarik dengan komik, ada juga video animasi dan filmnya.
Selain tentang pemecahan masalah, ada juga rekomendasi buku terkait pendidikan lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru baca. Klik tautan di bawah ini, ya!
Baca Juga : Rekomendasi Buku Bertema Pendidikan untuk Guru
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah
Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini.
Dalam menerapkan pembelajaran pendekatan pemecahan masalah, kelebihannya antara lain:
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Mengembangkan pemikiran dan tindakan kreatif.
- Siswa terbiasa untuk memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Memudahkan siswa dalam mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
- Siswa bisa menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Membuat pengetahuan yang didapatkan di sekolah lebih relevan dengan kehidupan nyata.
Sementara itu, kekurangan dari model pembelajaran problem solving di antaranya:
- Sulitnya menerapkan metode ini untuk beberapa pokok bahasan.
- Membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan metode pembelajaran yang lainnya.
Nah, dari kelebihan dan kekurangannya di atas, apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menentukan? Kira-kira, ingin menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau nggak di kelas?
Demikian penjelasan tentang pembelajaran pendekatan pemecahan masalah. Semoga artikel ini bisa membantu Bapak dan Ibu Guru dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kelas.
Selain memilih pendekatan pembelajarannya, Bapak dan Ibu Guru juga bisa memanfaatkan LMS (Learning Management System) Zenius untuk Guru. Ada ratusan video materi dan latihan soal yang bisa dibagikan ke siswa lewat kelas virtual. Penasaran? Langsung saja klik gambar di bawah ini!
Model Pembelajaran Problem Solving (Penjelasan Lengkap) – Serupa (2022)
Belajar & Pembelajaran, Dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran – Lefudin (2017)
Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar – Erwin Putera Permana (2018)
Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Praktik – M. Thobroni (2015)
Metodologi Pengajaran – Jumanta Hamdayama (2016)
Leave a Comment
Tinggalkan balasan batalkan balasan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Home » Pembelajaran » Model Pembelajaran Problem Solving
Model Pembelajaran Problem Solving
Februari 16, 2020 8 min read
Ketika aktivitas pembelajaran diadakan, guru dituntut untuk mempunyai rencana dan strategi. Ini bertujuan agar siswa bisa menyerap dan memahami materi pelajaran dengan efektif dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
Salah satu upaya agar tujuan tersebut terwujud maka dibentuklah beberapa model, taktik dan strategi. Salah satu metode dan model yang akan dibahas kali ini adalah problem solving .
Model pembelajaran problem solving adalah alur yang dipakai untuk panduan dalam melaksanakan dan menyiapkan belajar mengajar di kelas.
Metode problem solving juga bisa diartikan langkah dalam presentasi materi yang mana masalah digunakan sebagai tumpuan untuk dibahas, disintesis dan dianalisis untuk bisa memperoleh solusi/pemecahan masalah.
Pengertian Problem Solving Menurut Para Ahli
Metode problem solving adalah pendekatan pembelajaran yang di dalamnya terdapat tujuan, langkah-langkah sebuah aktivitas, lingkungan dan manajemen pembelajaran yang ada di kelas untuk menyelesaikan masalah.
Hamdani, (2011:84)
Pembelajaran problem solving adalah aktivitas belajar mengajar yang menuntut siswa untuk bisa menemukan solusi dari masalah mulai dari masalah dalam grup maupun individu. Tujuan utama pembelajaran ini adalah untuk menyelidiki dan meneliti dasar dari pemecahan masalah.
Hidayati (2008)
Beliau mengungkapkan bahwa metode ini dilandasi dari kepercayaan terhadap kenyataan bahwa pembelajaran tidaklah hanya melakukan ceramah dan saling berkomunikasi dan transfer ilmu satu arah kepada peserta didik.
Namun pembelajaran juga merupakan langkah untuk investigasi, menganalisa, penelitian dan berpikir secara mandiri untuk memperoleh solusi dari permasalahan.
Crow dan Crow (Hamdani, 2011:84)
Berpendapat bahwa problem solving merupakan langkah untuk mempresentasikan mata pelajaran dengan memotivasi peserta didik untuk dapat menemukan solusi dari suatu masalah agar kompetensi dasar bisa diraih.
Berlandaskan ungkapan para ahli di atas bisa diambil esensi, bahwa pembelajaran problem solving adalah melaksanakan pengajaran. Agar peserta didik siap menghadapi segala permasalahan baik di pelajaran dan dunia nyata. Dan peserta didik bisa menyiapkan berbagai rencana untuk mengatasi permasalahan dengan memperoleh informasi sebanyak mungkin untuk melakukan hipotesis dan melakukan kesimpulan.
Langkah-Langkah Problem Solving atau Sintaks Problem Solving
Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya:
- Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting.
- (Merumuskan Masalah) Mencari dan menganalisa masalah.
- Memahami masalah.
- Memformulasikan hipotesis
- Menghimpun dan mengkategorikan informasi sebagai fakta dari hipotesis.
- Membuktikan hipotesis.
- Memutuskan cara penanggulangan masalah.
Setelah beberapa langkah-langkah umum yang biasa dilakukan dalam pembelajaran problem solving mari kita simak langkah-langkah khusus yang terdapat pendidikan yang levelnya lebih tinggi:
- Menjelaskan masalah.
- Brainstorming atau mengungkapkan semua masalah yang ada.
- Menghimpun data dan informasi.
- Melakukan diskusi terkait data dan infromasi yang ditemukan untuk menyelesaikan masalah.
- Mengungkapkan solusi dari masalah yang ada (presentasi)
- Melakukan evaluasi dan refleksi.
Kelebihan dan Kekurangan
Kekurangan problem solving.
Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):
- Siswa bisa saja sulit untuk menganalisa level kesulitan dari masalah. Ini mengacu pada level berpikir siswa pada tingkat kelas yang ada. Karena pengalaman dan pengetahuan bisa saja kurang.
- Pembelajaran ini memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ini disebabkan saat proses klasifikasi atau kategorisasi masalah memerlukan waktu yang lama.
- Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran problem solving. Sebab di Indonesia pada aktivitas pembelajaran sering menggunakan metode ceramah sehingga siswa jarang aktif untuk berpikir secara mandiri.
Kelebihan Problem Solving
Hal ini ini diungkapkan oleh Djamarah (2010:92), berikut diantaranya:
- Model ini bisa menjadikan pendidikan yang ada di kelas lebih berguna secara langsung dengan dunia nyata siswa.
- Aktivitas problem solving bisa membuat siswa lebih fleksibel dalam menghadapi segala masalah yang ada di kehidupan, baik masalah individu dan grup.
- Aktivitas model pembelajaran ini memicu daya pikir siswa menjadi lebih dalam dan luas dalam menghadapi masalah dan aktivitas belajar. Siswa juga bisa lebih terstruktur dan sistematis dalam menghadapi segala permasalahan hidup.
- Pembelajaran
Bagaimana Teknik Pembelajaran Dapat Digunakan untuk Merancang Gaya Rambut…
Experiential Learning
Model pembelajaran kolaboratif, tinggalkan balasan batalkan balasan.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
- Kenaikan Pangkat
Media Pembelajaran
Metode Pembelajaran
- Karya Inovatif
- Admin Sekolah
Home / Metode Pembelajaran
Senin, 20 Juni 2022 - 06:55 WIB
Model Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran Problem Solving – Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Maka dari itu, semakin bertambah tahun, bertambah pula kreasi maupun inovasi pendidikan. Mulai dari inovasi pada kurikulum, model pembelajaran, strategi serta format pada dokumen administrasi pendidikan.
Dari segi kurikulum sendiri, pemerintah sedang mencanangkan terlaksananya Kurikulum Merdeka. Kelak di tahun 2024, Kurikulum Merdeka akan diterapkan di seluruh Indonesia. Kemudian di sisi strategi pendidikan hari ini, mulai banyak inovasi yang dibuat oleh para pakar pendidikan.
Salah satu inovasi pendidikan yang menjadi perbincangan publik hari ini yakni kehadiran model pembelajaran. Dalam pendidikan, model pembelajaran diperlukan untuk ketercapaian target pada proses belajar mengajar.
Model belajar sendiri terkadang bisa diterapkan dengan memodifikasi beberapa model. Sebab terkadang satu model saja belum mampu mencukupi kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Apalagi bila peserta didik datang dari berbagai latar pendidikan dengan tingkat kemampuan dimana perbedaannya sangat kentara. Tentu guru harus memikirkan dengan matang model seperti apa yang diterapkan. Salah satu yang menjadi perbincangan hari ini yakni model pembelajaran problem solving .
Definisi Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving merupakan model yang berorientasi pada pemecahan masalah. Rangkaian kegiatannya berpusat pada strategi, teknik maupun cara untuk bisa memperkuat nalar dan daya kritis peserta didik khususnya berkaitan dengan materi yang disampaikan guru.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, problem solving memegang peranan penting. Jika peserta didik mengetahui cara penyelesaian masalah,maka pembelajaran akan lebih masuk dalam ingatan. Biasanya guru akan mengawali dengan menyampaikan beberapa studi kasus untuk dikaji. Beberapa unsur pelaksanaan pembelajaran solving yakni :
Pertama , peserta didik tidak mampu mengenali maupu mengidentifikasi cara dalam penyelesaian suatu masalah. Hal ini biasanya terjadi lantaran mereka tak terbiasa melakukannya.
Apalagi pada zaman serba canggih sekarang, sebagian besar peserta didik mulai ikut dalam arus generasi rebahan. Walhasil, alih – alih belajar untuk menyelesaikan masalah malah mereka mencari pelarian berupa hiburan. Selain itu, sifat manja yang masih melekat pada generasi juga menjadi kendala dan menghambat peserta didik untuk belajar mencari solusi.
Kedua , peserta didik sudah mendapatkan bahan maupun materi pengantar dari guru. materi yang dimaksud yakni materi terkait topik yang akan dipelajari sekaligus sosialisasi model pembelajaran problem solving.
Ketiga , peserta didik memberikan beberapa soal yang mudah dimengerti oleh peserta didik.
Keempat , peserta didik memiliki tekad dalam pemecahan dan penyelesaian soal yang sudah diberikan oleh guru.
Tujuan Pembelajaran Problem Solving
Semua model pembelajaran yang diterapkan tentu memiliki tujuan masing – masing selain tujuan utama agar peserta didik dapat menyerap materi semaksimal mungkin. Adapun tujuan pembelajaran problem solving menurut Chotimah dan Fathurrohman (2018) yakni :
Pertama , pembelajaran tersebut dapat menjadikan peserta didik untuk meningkatkan keterampilan pada proses penyeleksian informasi yang relevan. Selain itu, peserta didik berpartisipasi dalam proses analisis serta melakukan penelitian pada hasil yang sudah diperoleh.
Kedua , pembelajaran tersebut dapat memunculkan adanya kepuasan intelektual pada diri peserta didik. mengapa demikian? Sebab mereka melakukan kegiatan pembelajaran tersebut secara mandiri. Sehingga mereka dapat merasakan suasana pembelajaran yang mereka cari dan pecahkan masalahnya sendiri bersama teman sekelas.
Ketiga, pembelajaran tersebut dapat meningkatkan potensi intelektual para peserta didik.
Keempat , pembelajaran tersebut dapat mengajarkan peserta didik cara berpartisipasi dalam kegiatan penemuan solusi.
Karakter Model Belajar Problem Solving
Adapun beberapa karakter dari pembelajaran problem solving yakni :
Pertama , terdapat pengajuan pertanyaan maupun masalah oleh guru.
Kedua , pembelajaran problem solving dapat mengorganisasikan pengajaran di sekitar masalah maupun pertanyaan sosial. Keduanya tentu penting dan memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.
Ketiga , pembelajaran berfokus pada prinsip keterkaitan yang disiplin.
Keempat , masalah yang akan diselesaikan pada pembelajaran problem solving bisa ditinjau kembali dengan pemecahan masalah di setiap mata pelajaran.
Kelima, pembelajaran problem solving mewajibkan peserta didik untuk melakukan penyelidikan autentik. Peserta didik wajib melakukan analisis dalam proses pendefinisian masalah, pengembangan hipotesis, pembuatan perkiraan, pembuatan maupun pengumpulan eksperimen dan pembuatan inferensi serta perumusan kesimpulan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah. Sedangkan kelemahannya, peserta didik tak dapat memiliki kepercayaan sendiri bahwa masalah yang sudah guru berikan padanya sulit untuk diselesaikan. Kemudian, salah satu kelemahannya yakni kurangnya waktu yang memadai sebab membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Sintaks Model Pembelajaran Problem Solving
Setelah memahami definisi dan unsur pelaksanaannya, penting bagi anda untuk mengenali sintaks pembelajaran model problem solving. Hal ini bertujuan agar anda dapat menerapkannya dengan benar.
1. Mengklarifikasi Masalah
Langkah pertama yakni mengklarifikasi masalah. Aktivitas ini mewadahi kegiatan dimana guru akan memberi penjelasan pada peserta didik berkaitan dengan masalah yang mau diajukan.
Tujuannya, supaya peserta didik memahami tata cara dalam penyelesaian masalah dan model seperti apa yang akan diharapkan dari penyelesaian tersebut. Di langkah ini, guru harus memastikan bahwa peserta didik memahami perannya yakni sebagai problem solver.
Sang guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Jika guru baru pertama kali menerapkannya, maka usahakan peserta didik sudah mengetahui petunjuk teknis dan panduan pelaksanaannya. Mengapa hal itu penting? Sayang rasanya bila penerapan model tersebut gagal lantaran sejak awal peserta didik tak memahami mekanisme pembelajaran yang sedang diterapkan.
2. Mengungkapkan Pendapat
Langkah kedua yakni mengungkapkan pendapat. Langkah ini mengharuskan para peserta didik untuk memberikan argumentasi secara bergantian khususnya untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Sebisa mungkin guru mengawasi serta memastikan bahwa seluruh peserta didik baik peserta aktif maupun pasif ikut memberikan argumentasi. Hal ini linear dengan diterapkannya problem solving untuk mengembangkan kemampuan berargumen berdasar data yang valid.
3. Mengevaluasi dan Memilih
Langkah ketiga yakni membagi peserta didik dalam beberapa kelompok baik secara random maupun urutan supaya bisa melakukan diskusi untuk menemukan cara yang paling tepat digunakan sebagai solusi serta melakukan evaluasi.
Sebagai saran, jika ingin membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, pastikan komposisi kelompok sudah pas. Namun bila menggunakan aplikasi random, tentu anda tidak bisa memodifikasinya.
Sehingga kebutuhan penentuan anggota kelompok disesuaikan saja dengan kemampuan peserta didik. Jika memang dalam kelompok tersebut ada grup yang isinya beranggotakan low-thinker alangkah baiknya bila ditukar atau ganti dengan salah satu anggota grup yang lain.
4. Langkah Implementasi
Langkah keempat yakni menerapkan cara yang sudah dipilih dan efektif menurut perspektif kelompok masing – masing sampai akhirnya case-closed dan pembelajaran dapat diakhiri.
Nah demikian artikel mengenai pembelajaran problem solving dan beberapa langkah penerapannya.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id !
Guru Honorer
Artikel Terbaru
- Fokus Pada 3 Kategori, Berikut Pelamar Prioritas PPPK Guru 2024
- Cara Pengajuan Penerbitan SKTP dan Tamsil Guru 2024
- SKTP Belum Valid? Jangan Harap Tunjangan Sertifikasi Triwulan 1 Cair
- Rincian Besaran Tambahan Penghasilan Guru Sertifikasi dan Non Sertifikasi di Tahun 2024
- Aturan Baru! THR Untuk Honorer Berbeda Dengan PNS, Pahami Di Sini
- Mode Terang
- Gabung Kompas.com+
- Konten yang disimpan
- Konten yang disukai
- Berikan Masukanmu
- Megapolitan
- Surat Pembaca
- Kilas Daerah
- Kilas Korporasi
- Kilas Kementerian
- Sorot Politik
- Kilas Badan Negara
- Kelana Indonesia
- Kalbe Health Corner
- Kilas Parlemen
- Konsultasi Hukum
- Infrastructure
- Apps & OS
- Tech Innovation
- Kilas Internet
- Elektrifikasi
- Timnas Indonesia
- Liga Indonesia
- Liga Italia
- Liga Champions
- Liga Inggris
- Liga Spanyol
- Internasional
- Sadar Stunting
- Spend Smart
- Smartpreneur
- Kilas Badan
- Kilas Transportasi
- Kilas Fintech
- Kilas Perbankan
- Tanya Pajak
- Sorot Properti
- Tips Kuliner
- Tempat Makan
- Panduan Kuliner Yogyakarta
- Beranda UMKM
- Jagoan Lokal
- Perguruan Tinggi
- Pendidikan Khusus
- Kilas Pendidikan
- Jalan Jalan
- Travel Tips
- Hotel Story
- Travel Update
- Nawa Cahaya
- Ohayo Jepang
- Kehidupan sehat dan sejahtera
- Air bersih dan sanitasi layak
- Pendidikan Berkualitas
- Energi Bersih dan Terjangkau
- Penanganan Perubahan Iklim
- Ekosistem Lautan
- Ekosistem Daratan
- Tanpa Kemiskinan
- Tanpa Kelaparan
- Kesetaraan Gender
- Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan ekonomi
- Industri, Inovasi & Infrastruktur
- Berkurangnya Kesenjangan
- Kota & Pemukiman yang Berkelanjutan
- Konsumsi & Produksi yang bertanggungjawab
Faktor-faktor Problem Solving, Kelebihan, dan Kekurangannya
Kompas.com Skola
Program pintar, serafica gischa.
Oleh: Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Problem solving adalah kemampuan untuk menyelesaikan segala masalah dan mengambil keputusan yang sulit.
Dilansir dari buku The Effect of Communication Skills and Interpersonal Problem Solving Skills on Social Self-Efficacy (2013) A Erozkan, problem solving berfungsi sebagai mediator yang digunakan untuk menangani stres dan masalah kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Mengenal Individu dengan Karakteristik Self Control
Faktor-faktor problem solving
Dikutip dari buku Konsep Adversity dan Problem Solving Skill (2021) oleh Risma Anita dan Ratna Sari Dewi, faktor-faktor yang memengaruhi problem solving , yaitu:
- Motivasi
Individu dengan motivasi rendah perhatiannya mudah teralihkan dalam memecahkan masalah. Namun individu dengan motivasi yang tinggi terus berusaha mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi.
- Kepercayaan dan sikap yang salah
Individu dengan sifat cenderung menutup diri dan menolak informasi dari orang lain akan lebih sulit dalam memecahkan masalah dibandingkan dengan individu yang memiliki sifat terbuka dan bisa menerima informasi dari orang lain.
Kecenderungan melihat masalah hanya dari satu sisi saja atau kepercayaan yang berlebihan dan tanpa kritis pada pendapat otoritas, dapat menghambat pemecahan masalah yang efisien.
Seringkali emosi mewarnai cara berpikir individu dalam memecahkan masalah, sehingga dalam memecahkan masalah tidak dapat betul-betul berpikir obyektif.
Emosi bukan hambatan utama dalam pemecahan masalah tetapi bila emosi mencapai intensitas tinggi dapat menimbulkan stress, sehingga mengakibatkan kesulitan berpikir efisien.
Senada dengan penjelasan di atas, Charles dan Lester menjelaskan ada tiga faktor yang memengaruhi proses pemecahan masalah, yakni:
- Faktor pengalaman, baik lingkungan maupun personal seperti usia, isi pengetahuan (ilmu), pengetahuan tentang strategi penyelesaian, pengetahuan tentang konteks masalah dan isi masalah.
- Faktor afektif, misalnya minat, motivasi, tekanan, kecemasan, toleransi terhadap ambiguitas, ketahanan dan kesabaran.
- Faktor kognitif, seperti kemampuan membaca, kemampuan berwawasan, kemampuan menganalisis, keterampilan menghitung, dan lain sebagainya.
Baca juga: Kegunaan dan Manfaat Self Control dalam kehidupan Sehari-hari
Kelebihan dan kekurangan problem solving
Dilansir dari buku Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan (2007) karya E Mulyasa, berikut penjelasannya:
Kelebihan problem solving
Beberapa kelebihan problem solving , di antaranya:
- Pemecahan masalah ( problem solving ) merupakan strategi yang cukup bagus untuk lebih memahami kehidupan
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat menantang kemampuan seseorang serta memberikan kepuasan untuk menemukan kepuasan dan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat meningkatkan aktivitas seseorang.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu seseorang bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat membantu seseorang untuk Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat mengembangkan kemampuan seseorang untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
- Pemecahan masalah ( problem solving ) dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
Kelemahan problem solving
Problem solving juga memiliki kekurangannya, yaitu:
- Manakala seseorang tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dihadapi sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
- Keberhasilan melalui problem solving membutuhkan waktu yang cukup lama dan pengalaman.
- Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka ingin pelajari.
Baca juga: Pengertian Self Regulated Learning (Pembelajaran Mandiri) Menurut Ahli
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Tag materi IPS kelas 9 definisi problem solving adalah faktor-faktor yang mempengaruhi problem solving kelebihan problem solving adalah kekurangan problem solving
Contoh Teks Talking About Self
Apa itu Self Efficacy?
Self Regulated Learning: Indikator, Faktor-Faktor, dan Cara Meningkatkan
Contoh Dialog Self-Introduction
Apa yang Dimaksud dengan Power-on Self Test (POST)
TTS Eps 137: Yuk Lebaran
TTS Eps 136: Takjil Khas di Indonesia
TTS Eps 135: Serba Serbi Ramadhan
Games Permainan Kata Bahasa Indonesia
TTS - Serba serbi Demokrasi
TTS Eps 130 - Tebak-tebakan Garing
TTS - Musik Yang Paling Mengguncang
Berita terkait.
Terkini Lainnya
Apa yang Dimaksud dengan Sel Haploid?
Hewan Ternak: Pengertian dan Contohnya
Mengapa Air Termasuk Senyawa Anorganik?
Apa yang Dimaksud dengan Mikoriza?
Jawaban dari Soal "Muatan Listrik 120 C Berpindah"
Interrogative Pronouns: Pengertian, Jenis, dan Contoh Kalimatnya
Senyawa yang Diperlukan dalam Reaksi Glikolisis
Mengapa Merkuri Berbahaya?
Mengapa Tulang Burung Berongga?
20 Cara Menghemat Listrik agar Tagihan Tidak Membengkak
Cara Menghitung Besarnya Energi Listrik yang Dipakai
Pengertian Korsleting dan 9 Cara Mencegahnya
4 Peran Listrik dalam Membantu Kehidupan Kita
Pengertian dan Manfaat Personal Branding
6 Jenis Instrumen Investasi dan Risikonya
Rayakan lebaran, dian sastro dan keluarga kompak berbusana serba putih, harap semua pihak nantinya terima putusan mk, jimly asshiddiqie: kita "move on"-lah, ketua tkn rosan roeslani kembali datangi rumah megawati sore ini, ada apa, politikus pdi-p sebut keluarga megawati pernah fasilitasi prabowo pulang ke indonesia dari yordania, cerita warga rela antre hadiri "open house" jokowi, sebut momen terakhir bertemu sebagai presiden, now trending.
Sambangi Kediaman Megawati Setelah dari Jokowi, Sri Mulyani: Berlebaran Saja
Estimasi Kerugian Kecelakaan Sepanjang Arus Mudik, Tembus Rp 2 Triliun
Berhasil Ikut "Open House" Jokowi, Pemulung Asal Bekasi: Senang Banget
Sekjen PDI-P Ungkap Isi Pertemuan Megawati dan Ketua TKN Rosan Roeslani
Mungkin Anda melewatkan ini
Komponen Penyusun Larutan
Mengapa Pancasila Dikatakan Memiliki Dimensi Realitas? Ini Jawabannya ....
Pengertian Problem Solving: Aspek, Ciri, dan Langkah-langkahnya
Apakah Difusi Terjadi Lebih Cepat dalam Cairan atau Gas?
Pengertian, Fungsi, dan Gambar Pola Lantai Horizontal
- Entertainment
- Pesona Indonesia
- Artikel Terpopuler
- Artikel Terkini
- Topik Pilihan
- Artikel Headline
- Harian KOMPAS
- Kompasiana.com
- Pasangiklan.com
- Gramedia.com
- Gramedia Digital
- Gridoto.com
- Bolasport.com
- Kontan.co.id
- Kabar Palmerah
- Kebijakan Data Pribadi
- Pedoman Media Siber
Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Contoh Model Pembelajaran Problem Solving dan Manfaatnya
- February 14, 2023
- Category: Blog
- No Comments
Dalam dunia pendidikan terdapat berbagai macam model pembelajaran untuk siswa, salah satunya yaitu problem solving . Model pembelajaran problem solving dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran, mulai dari matematika, sains, hingga sosiologi. Metode ini dapat membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, menyelesaikan masalah, dan mengambil keputusan tepat yang akan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran problem solving umumnya terdiri atas beberapa tahap, seperti identifikasi masalah, pengumpulan informasi, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis, dan pengambilan keputusan. Siswa diajarkan untuk mengevaluasi informasi yang tersedia dan menemukan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Untuk lebih memahami mengenai pengertian dan contoh problem solving dalam pembelajaran, simak penjelasan di bawah ini.
Pengertian Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving adalah sebuah metode atau prosedur yang digunakan untuk mengajarkan siswa cara menyelesaikan masalah. Model ini berfokus pada aktivitas belajar yang mengajarkan siswa cara menemukan, menganalisis, dan menyelesaikan suatu masalah. Siswa akan diajarkan cara untuk berpikir kritis, mengumpulkan informasi, mengevaluasi alternatif, serta mengambil keputusan yang tepat.
Model pembelajaran problem solving menekankan pada proses belajar yang aktif dan mengajak siswa untuk turut berperan dalam menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi. Dengan demikian, siswa dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan menyelesaikan masalah, sehingga dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar. Model ini dapat diterapkan pada berbagai jenis mata pelajaran dan memiliki dampak yang positif dalam pengembangan kompetensi siswa dalam menyelesaikan masalah.
Sintaks Pembelajaran Problem Solving
Sintaks pembelajaran problem solving adalah sekumpulan aturan dan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan masalah. Sintaks ini terdiri atas beberapa tahap, seperti identifikasi masalah, pengumpulan informasi, pembuatan hipotesis, pengujian hipotesis, serta pengambilan keputusan. Setiap tahap dalam sintaks ini memiliki peran yang penting dalam proses menyelesaikan masalah.
Sintaks pembelajaran problem solving dapat digunakan dalam berbagai jenis mata pelajaran, seperti matematika, sains, atau sosiologi. Sintaks ini mengajarkan siswa untuk mengevaluasi informasi yang tersedia dan menemukan solusi yang sesuai dengan masalah yang dihadapi.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Problem Solving
Orang tua maupun guru dapat mengaplikasikan contoh model pembelajaran problem solving dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:
1. Identifikasi masalah
Tahap ini meliputi identifikasi masalah yang akan diselesaikan serta pemahaman yang jelas tentang konteks dari masalah.
2. Pengumpulan informasi
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi yang relevan dan penting untuk menyelesaikan masalah. Siswa diajarkan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan.
3. Pembuatan hipotesis
Tahap ini meliputi pembuatan hipotesis tentang solusi yang possible untuk menyelesaikan masalah dan proses evaluasi alternatif solusi.
4. Pengujian hipotesis
Tahap ini meliputi pengujian hipotesis dengan menggunakan metode yang sesuai sembari mengevaluasi hasilnya.
5. Pengambilan keputusan
Tahap ini meliputi pengambilan keputusan yang didasarkan pada analisis dan evaluasi yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Siswa diajarkan untuk mengambil keputusan yang tepat serta cara bertanggung jawab atas keputusan yang telah diambil.
6. Implementasi
Tahap ini meliputi implementasi solusi yang telah ditemukan dan evaluasi hasil dari solusi yang diterapkan.
Tujuan Model Pembelajaran Problem Solving
Tujuan dari model pembelajaran problem solving adalah untuk mengajarkan siswa cara menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien. Selain itu, pembelajaran ini juga bertujuan untuk membentuk mindset para siswa bahwa sebagai manusia, kita tidak perlu takut dengan adanya masalah dalam kehidupan sehari-hari. Apapun masalah yang muncul, bukan untuk dihindari tapi untuk dihadapi dengan solusi.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran problem solving tentunya disertai dengan beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain:
1. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis
Model pembelajaran problem solving mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan mengevaluasi informasi yang tersedia untuk menemukan solusi yang sesuai.
2. Menyelesaikan masalah
Model ini mengajarkan siswa cara menemukan, menganalisis, dan menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga siswa dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar.
3. Mengembangkan keterampilan kreatif
Model ini dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam menemukan solusi yang inovatif dan berbeda.
4. Mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan
Model ini mengajarkan siswa untuk mengambil keputusan yang tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil.
5. Meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah
Model ini akan meningkatkan keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Selain kelebihan-kelebihan di atas, model pembelajaran problem solving juga memiliki beberapa kekurangan, di antaranya:
1. Sulit untuk menentukan tingkat masalah yang tepat bagi siswa
Terkadang, guru atau orang tua di rumah merasa kesulitan untuk menentukan sejauh apa tingkat suatu masalah cocok untuk diberikan kepada siswa atau anak sesuai dengan usia mereka.
2. Membutuhkan waktu yang cukup lama
Model pembelajaran problem solving seringkali cukup menyita banyak waktu karena dibutuhkan tahapan yang cukup panjang hingga mencapai solusi untuk menyelesaikan masalah.
3. Kemampuan siswa yang berbeda-beda
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pastinya berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Ada yang bisa memecahkan masalah dengan lebih cepat dan sempurna, tapi ada juga yang kurang cepat dan tidak sempurna. Oleh karena itu, kesabaran guru merupakan faktor yang sangat penting saat belajar menggunakan metode problem solving .
Selain model pembelajaran problem solving , dikenal juga model pembelajaran problem based learning . Apa perbedaan model pembelajaran problem solving dan problem based learning ?
Sebenarnya, keduanya sama-sama menggunakan masalah sebagai inti dari pembelajarannya. Namun, model pembelajaran problem based learning umumnya hanya fokus pada proses pelaksanaan pemecahan masalahnya saja tanpa terlalu melibatkan kreativitas. Sedangkan model pembelajaran problem solving lebih fokus pada kebebasan atau kreativitas peserta didik untuk menemukan solusi yang tepat dari suatu masalah.
Bagi guru atau instansi pendidikan yang ingin mencoba menerapkan model pembelajaran problem solving kepada muridnya, bisa menggunakan platform Jelajah Ilmu . Jelajah Ilmu adalah platform LMS pembelajaran terlengkap dan terbaik dengan fitur canggih yang dapat membantu para guru untuk menciptakan pengalaman belajar online yang efektif dan mudah.
Jelajah Ilmu juga memungkinkan guru untuk memberikan tugas kepada murid, menerima pengumpulan tugas dari murid, serta membuat lembar ujian dengan skema penilaian yang akurat. Selain itu, guru juga dapat melacak setiap aktivitas dan kinerja siswa yang memungkinkan mereka untuk memahami kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa. Semua dilakukan melalui satu platform saja sehingga efektif dan efisien.
Fitur-fitur yang tersedia di Jelajah Ilmu, antara lain:
Fitur untuk pemberian tugas dari buku digital maupun buku fisik yang dapat diberikan dan dikumpulkan melalui satu platform saja.
Dengan fitur Kelas, guru dapat membuat, menjadwalkan, dan melakukan kelas online yang dapat direkam dan dilihat berulang kali oleh siswa.
- Lembar Ujian
Guru dapat membuat soal ujian dengan mudah dan menyesuaikan pertanyaan ujian berdasarkan silabus mata pelajaran. Selain itu, dengan fitur Lembar Ujian, guru juga dapat menilai soal ujian langsung dari satu platform saja. Ada juga tempat rahasia yang hanya bisa diakses oleh guru untuk menyimpan soal ujian tertentu.
- Ruang Obrolan
Guru dapat menggunakan fitur Ruang Obrolan untuk membentuk grup proyek tertentu atau kelompok belajar khusus yang memungkinkan terjadinya kolaborasi pembelajaran antarsiswa.
- Laporan dan Statistik
Fitur Laporan dan Statistik berisi riwayat siswa dalam membaca e-book , kehadiran, penyerahan tugas, lembar ujian yang telah dibuat atau diuji coba, serta laporan aktivitas lainnya. Fitur ini dapat diakses oleh guru untuk memberikan pengarahan yang lebih baik pada siswa.
- Materi Ajar
Guru juga bisa mengakses materi ajar tambahan dari menu “Materi Global” di platform . Fitur ini dapat membantu guru dalam membuat variasi pada materi ajar mereka.
Dengan platform Jelajah Ilmu, guru dan siswa dapat melakukan pembelajaran online dengan jauh lebih efektif dan efisien. Selain itu, fitur-fiturnya yang lengkap juga mudah diakses kapanpun dan di manapun, sehingga membuat pembelajaran sehari-hari jadi lebih menyenangkan.
Artikel Terkait
Pentingnya Teknologi Pendidikan dalam Proses Pembelajaran
Makin Canggih, Ini Rekomendasi Penggunaan Teknologi Dalam Pendidikan
Sistematika penyusunan struktur kurikulum merdeka, guru penggerak untuk mewujudkan profil pelajar pancasila, leave a comment cancel reply.
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Tentang Guraru
Bergabung Dengan Guraru Ketentuan Layanan Artikel Guraru
Program Guraru
Kompetisi Webinar
Guraru Email
© 2012 – 2023 guraru.org – Komunitas Guru
6 Pengertian Metode Problem Solving, Tujuan, Manfaat, Langkah (Sintaks), Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving
Metode Problem Solving Adalah | Pengertian Metode Pembelajaran Problem Solving Menurut Para Ahli | Tujuan Metode Problem Solving | Manfaat Metode Problem Solving | Langkah (Sintaks) | Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving |
Pengertian Metode Pembelajaran Problem Solving Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa pengertian metode pembelajaran problem solving menurut para ahli yang dikutip dari berbagai sumber:
- Menurut W.Gulo, Metode Problem Solving adalah metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah secara menalar.
- Menurut Abdul Majid, Metode Problem Solving merupakan cara memberikan pengertian dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah, dan berfikir tentang suatu masalah untuk selanjutnya menganalisis masalah tersebut sebagai upaya untuk memecahkan masalah.
- Menurut Utomo Dananjaya, Metode Problem Solving yaitu upaya peningkatan hasil melalui proses secara ilmiah untuk menilai, menganalisis, dan memahami keberhasilan.
- Menurut Adang Heriawan, dkk., metode pemecahan masalah (problem solving) adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha mencari pemecahan / jawaban oleh siswa.
- Menurut N Sudirman, metode problem solving adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabanya oleh siswa.
- Menurut Suprijono, metode problem solving adalah suatu pembelajaran di mana peserta didik didorong belajar aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip baru.
Tujuan Metode Problem Solving
Berikut adalah beberapa tujuan metode problem solving dan penjelasannya.
- Menurut Tayar Yusuf dkk, tujuan dari metode problem solving adalah agar anak terbiasa berlatih menghadapi masalah, sebagai calon pemimpin ia berkemampuan tinggi dan siap mental menghadapi dan memecahkan berbagai masalah.
- Menurut Muhibbin Syah, menuturkan tujuan belajar memecahkan masalah ialah untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan tuntas. Untuk itu, kemampuan siswa dalam menguasai konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi serta insght sangat diperlukan dalam hal ini, hampir semua bidang studi dapat dijadikan sarana belajar pemecahan masalah.
- Menurut Jacobsen , Metode Problem Solving memiliki dua tujuan, yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendeknya adalah agar siswa mampu memecahkan masalah dan mampu memahami konten yang ada di balik masalah tersebut. Tujuan jangka panjangnya adalah agar siswa memahami proses pemecahan masalah dan berkembang sebagai pembelajaran self-directed.
- Menurut W. Gulo, Tujuan utama dari penggunaan metode pemecahan masalah (problem solving) adalah: 1) Mengembangkan kemampuan berfikir, terutama didalam mencari sebab-akibat dan tujuan suatu masalah. Metode ini melatih peserta didik dalam cara-cara mendekati dan cara-cara mengambil langkahlangkah apabila akan memecahkan suatu masalah. 2) Memberikan kepada peserta didik pengetahuan dan kecakapan praktis yang bernilai atau bermanfaat bagi keperluan hidup sehari-hari. Metode ini memberikan dasar-dasar pengalaman yang praktis mengenai bagaimana cara-cara memecahkan masalah dan kecakapan ini dapat diterapkan bagi keperluan menghadapi masalah-masalah lainnya didalam masyarakat.
Manfaat Metode Problem Solving
Berikut adalah beberapa manfaat metode problem solving dan penjelasannya:
- Merupakan suatu cara belajar siswa aktif.
- Melalui penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan.
- Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betulbetul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain.
- Anak belajar berfikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.
- Metode ini akan meningkatkan potensi intelektual siswa. Melalui metode ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan hal-hal yang saling berhubungan melalui pengamatan dan pengalamannya sendiri.
- Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh kepuasan intelektual, yang datang dari diri siswa sendiri yang merupakan suatu hadiah intrinsik
- Belajar bagaimana melakukan penemuan hanya dapat dicapai secara efektif melalui proses melakukan penemuan.
Langkah Langkah (Sintaks) Metode Problem Solving
Berikut adalah beberapa langkah (sintaks) metode problem solving dan penjelasannya.
Menurut Jhon Dewey pada pokoknya langkahlangkah yang harus dicapai dalam memecahkan masalah sebagai berikut:
- Menyadari adanya masalah yaitu problem kesulitan, sesuatu yang menimbulkan tanda tanya dalam pikiran yang biasanya hadapi sehingga kita merasa bimbang.
- Memahami hakekat masalah yang jelas yang berarti ketegasan dan kejelasan rumusan problem merupakan syarat untuk memecahkan masalah secara efesien.
- Mengajukan hipotesis yaitu dugaan mengenai jawaban suatu masalah, tanpa bukti yang nyata. Walaupun masalah itu belum jelas jawabannya. Setelah memiliki hipotesis, barulah mencari bukti-bukti, apakah hipotesis itu benar atau tidak.
- Mengumpulkan data yaitu untuk membuktikan benar tidaknya hipotesis. Data ini diperoleh dari buku-buku, wawancara, angket, eksperimen, dan penyelidikan.
- Analisis dan sintesis data yaitu bahan yang dikumpulkan harus ditinjau dan dianalisa secara kritis dan melihat hubungannya dan pemecahan masalahnya.
- Mengambil kesimpulan yaitu berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisa secara kritis dapat diuji kebenaran hipotesis.
- Mencoba dan menerapkan kesimpulan yaitu kebenaran kesimpulan bukan hanya berupa hasil pemikiran, melainkan harus pula dibuktikan kebenarannya di dalam perbuatan.
- Mengevaluasi seluruh proses pemecahan masalah yaitu akhirnya peninjauan kembali keseluruhan proses berpikir dari awal sampai akhir. Evaluasi jalnnya metode pemecahan masalah melalui diskusi dapat menambah kesanggupan anak-anak memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya di sekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah Langkah-langkah metode pembelajaran problem solving menurut Majid:
- Menyiapkan isu/masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan tarif kemampuannya juga sesuai materi yang disampaikan dan kehidupan rill siswa/keseharian.
- Menuliskan tujuan/kompetinsi yang hendak dicapai.
- Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Misalnya, dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, dll.
- Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dalam langkah ini, siswa harus berusaha memecahkan masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut betul-betul cocok dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban tersebut, tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi.
- Tugas, diskusi, dan lain-lain
- Menarik kesimpulan, artinya siswa harus sampai pada kesimpulan terakhir tentang jawaban dari masalah tersebut
Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving
Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan metode problem solving dan penjelasannya.
Kelebihan Metode Problem Solving
- Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehadupan, khususnya dengan dunia kerja.
- Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, apabila menghadapi permasalahan didalam kehidupan dalam keluarga, masyarakat, dan bekerja, suatu kemampuan yang sangat bermakna bagi kehidupan manusia.
- Metode ini merangsang pengembangan kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan menyeluruh, karena dalam proses belajarnya, siswa banyak melakukan mental dengan menyoroti permasalahan dari berbagai segi dalam rangka mencari pemecahan
Kekurangan Metode Problem Solving
- Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa, tingkat sekolah dan kelasnya serta pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki siswa, sangat memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
- Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode ini sering memerlukan waktu yang cukup banyak dan sering terpaksa mengambil waktu pembelajaran lain.
- Mengubah kebiasaan siswa belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir memecahkan permasalahan sendiri atau kelompok, yang kadang-kadang memerlukan berbagai sumber belajar, merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa
Related posts
Lengkap Kunci Jawaban Pelatihan Manajemen Program Ekstrakurikuler (3.1, 3.2, 3.3, 3.4, 3.5, 3.6 dan 3.7) – Pintar Kemenag
Semua Kunci Jawaban Pelatihan Inklusi di Madrasah (Sekolah) Pintar Kemenag
20 Kunci Jawaban Pelatihan Numerasi Pintar Kemenag (Pemanfaatan Tools Online untuk Pembelajaran Aktif)
Semua Kunci Jawaban Pelatihan Literasi Pembelajaran Terdiferensiasi Pintar Kemenag
Contoh Soal Essay Tentang Puasa Beserta Jawabannya
Kumpulan Soal Essay Bola Basket Kelas 10 Beserta Jawabannya, Bahan Soal UTS dan UAS
- GOOGLE NEWS
- TANYA WISLAH
Penerapan Model Pembelajaran Problem Solving: Menyikapi Tantangan Belajar dengan Santai
- 1.1 Cara Menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving
- 1.2 Tips dalam Menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving
- 1.3 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving
- 1.4 Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
- 2.1 1. Apakah model pembelajaran problem solving hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran tertentu?
- 2.2 2. Bagaimana cara menyusun masalah yang akan digunakan dalam model pembelajaran problem solving?
- 2.3 3. Apakah model pembelajaran problem solving hanya dapat diterapkan pada siswa yang berusia lebih tua?
- 2.4 4. Apakah model pembelajaran problem solving dapat diterapkan secara individu atau hanya dalam kelompok?
- 2.5 5. Bagaimana guru dapat mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan model pembelajaran problem solving?
- 3.1 Share this:
- 3.2 Related posts:
Secara umum, model pembelajaran problem solving adalah suatu pendekatan di mana peserta didik diajak untuk aktif mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah. Pendekatan ini memberikan ruang bagi peserta didik untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan berkomunikasi dan bekerja secara kolaboratif. Dalam konteks pembelajaran, model ini tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi, tetapi juga memberikan pengalaman belajar yang lebih berarti dan mendalam.
Apa Itu Model Pembelajaran Problem Solving?
Cara menerapkan model pembelajaran problem solving.
- Mengidentifikasi masalah: Siswa diajarkan untuk mengenali adanya masalah yang perlu dipecahkan.
- Menganalisis masalah: Siswa diminta untuk menganalisis penyebab masalah dan dampak yang ditimbulkannya.
- Mencari strategi pemecahan masalah: Siswa diarahkan untuk mencari strategi yang dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.
- Menerapkan strategi pemecahan masalah: Siswa diminta untuk menerapkan strategi yang telah dikembangkan untuk memecahkan masalah.
- Mengevaluasi hasil: Siswa diajarkan untuk merefleksikan hasil dari strategi yang diterapkan dan memperbaiki jika diperlukan.
Tips dalam Menerapkan Model Pembelajaran Problem Solving
- Membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis: Dalam menerapkan model ini, penting bagi guru untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis agar mereka dapat melakukan analisis yang baik dalam mengidentifikasi masalah dan mencari solusi.
- Berikan tantangan yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa: Guru perlu memastikan bahwa tantangan yang diberikan kepada siswa sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Tantangan yang terlalu sulit atau terlalu mudah dapat menghambat proses pemecahan masalah.
- Melibatkan siswa secara aktif: Dalam model ini, siswa harus diberikan peran aktif dalam mengidentifikasi masalah, mencari solusi, dan merefleksikan hasilnya. Guru harus menciptakan suasana yang mendukung partisipasi aktif dan kolaborasi dalam memecahkan masalah.
- Mendorong sikap positif terhadap kesalahan: Pada saat siswa mencari solusi, mungkin mereka akan mengalami kegagalan atau membuat kesalahan. Guru harus mendorong siswa untuk melihat kesalahan sebagai pembelajaran dan mendorong mereka untuk mencoba lagi dengan strategi yang berbeda.
- Memanfaatkan teknologi: Guru dapat memanfaatkan teknologi, seperti aplikasi atau perangkat lunak pembelajaran interaktif, untuk membantu siswa dalam menerapkan model pembelajaran problem solving. Teknologi dapat memfasilitasi pemodelan masalah, simulasi, atau interaksi dengan siswa lain dalam mencari solusi.
Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving
- Mengembangkan kemampuan berpikir kritis: Dengan menerapkan model ini, siswa diajarkan untuk berpikir kritis dan menganalisis masalah dengan baik.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah: Siswa diajarkan untuk mencari solusi yang kreatif dan efektif dalam memecahkan masalah.
- Mendorong keaktifan siswa dalam proses belajar: Melalui model ini, siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam mengidentifikasi masalah dan menerapkan strategi pemecahan masalah.
- Mengembangkan kemandirian siswa: Model ini membantu siswa untuk menjadi mandiri dalam mencari solusi atas masalah yang dihadapi.
- Mempersiapkan siswa untuk menghadapi dunia nyata: Dalam kehidupan nyata, siswa akan dihadapkan pada berbagai masalah yang perlu dipecahkan. Dengan penerapan model problem solving, siswa akan memiliki kemampuan untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah tersebut.
Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
- Membutuhkan waktu yang lebih banyak: Menerapkan model problem solving membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pembelajaran konvensional.
- Membutuhkan pengetahuan dan keterampilan guru yang cukup: Guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup dalam menerapkan model ini agar dapat membimbing siswa dengan baik.
- Menggunakan sumber daya yang lebih banyak: Dalam penerapan model ini, guru perlu menyediakan sumber daya seperti bahan ajar, peralatan, atau media pembelajaran yang mendukung siswa dalam mencari solusi.
- Tidak semua masalah dapat diselesaikan dengan model problem solving: Ada beberapa masalah yang mungkin memerlukan pendekatan atau strategi lain yang lebih efektif dalam pemecahannya.
- Tidak semua siswa cocok dengan model ini: Tidak semua siswa memiliki kemampuan atau preferensi belajar yang sesuai dengan model problem solving. Guru perlu memahami kebutuhan dan gaya belajar siswa untuk memutuskan penggunaan metode yang paling efektif dalam pembelajaran.
Frequently Asked Questions (FAQ)
1. apakah model pembelajaran problem solving hanya dapat diterapkan pada mata pelajaran tertentu, 2. bagaimana cara menyusun masalah yang akan digunakan dalam model pembelajaran problem solving, 3. apakah model pembelajaran problem solving hanya dapat diterapkan pada siswa yang berusia lebih tua, 4. apakah model pembelajaran problem solving dapat diterapkan secara individu atau hanya dalam kelompok, 5. bagaimana guru dapat mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan model pembelajaran problem solving, share this:, related posts:.
Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!
Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!
Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
- Privacy Policy
- Syarat dan Ketentuan
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Model pembelajaran creative problem solving.
Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut:
- Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan.
- Pendekatan CPS dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
- Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir siswa karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
- Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
- Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam situasi baru.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari CPS adalah sebagai berikut:
- Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah merupakan tantangan bagi guru.
- Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan.
- Pendekatan ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk siswa taman kanak-kanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar.
- Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam CPS.
KajianPustaka
Widget html #1, model pembelajaran creative problem solving (cps).
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.
Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.
Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku:
- Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir.
- Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
- Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.
Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut:
- Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan.
- Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah.
- Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.
Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut:
- Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
- Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.
Tujuan Metode Creative Problem Solving
Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:
- Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving.
- Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
- Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
- Memilih suatu pilihan solusi yang optimal.
- Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah.
- Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Objective Finding
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.
b. Fact Finding
Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.
c. Problem Finding
Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.
d. Idea Finding
Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.
e. Solution Finding
Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.
f. Acceptance Finding
Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
- Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
- Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran creative problem solving yaitu:
- Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran ini. Sehingga menyebabkan siswa sulit untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
- Sulit mencari masalah yang benar-benar aktual dalam pembelajaran.
- Adanya masalah yang tidak relevan dengan materi pembelajaran.
- Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
- Mengubah kebiasaan siswa belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menerima informasi dari guru.
PENDIDIKAN VOKASI
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut:, kelemahan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut..
IMAGES
VIDEO
COMMENTS
Adapun kekurangan metode problem solving adalah sebagai berikut: 1. Memerlukan cukup banyak waktu, 2. Melibatkan lebih banyak orang. 3. Dapat mengubah kebiasaan peserta didik belajar dengan mendengarkan dan menerima informasi dari guru, 4. Dapat diterapkan secara langsung yaitu untuk memecahkan masalah[1]
Di bawah ini akan dipaparkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari model ini. Kelebihan. Secara umum salah satu kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah meningkatnya daya kritis siswa dalam pembelajaran. Selain itu, menurut Shoimin (2017, hlm. 137-138) kelebihan dari model pembelajaran problem solving adalah sebagai berikut.
Metode Problem Solving: Pengertian, Kelebihan dan Kekurangan- salah satu metode pembelajaran yang perlu dipahami oleh seorang guru adalah metode problem solving.Melalui penggunaan metode problem solving diharapkan peserta didik belajar memecahkan masalah. Metode problem solving dinilai dapat melatih siswa berpikir kreatif saat menghadapi masalah pribadi maupun masalah kelompok.
Meskipun model pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan, namun dengan tips dan langkah yang tepat, kekurangan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, sebagai pendidik, mari terapkan model pembelajaran problem solving dalam proses pembelajaran guna memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi peserta didik.
Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving. Model pembelajaran problem solving memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut: Mendorong peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif dalam mencari solusi terhadap masalah. Mengembangkan kemampuan berpikir sistematis dan logis. Menghubungkan pengetahuan yang telah dipelajari dengan situasi dunia ...
Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Pendekatan Masalah. Setiap hal ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk pendekatan pembelajaran yang satu ini. ... Efektivitas Model Creative Problem Solving dengan Media Teka-Teki Silang Daun Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar - Erwin Putera Permana (2018)
Temukan kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran problem solving yang menarik untuk diketahui. Metode ini telah terbukti efektif dalam mengembangkan kemampuan analitis dan solusi kreatif. Sementara itu, tantangan yang mungkin dihadapi adalah kebutuhan waktu yang lebih lama dan adanya penekanan pada pemecahan masalah individual. Jelajahi artikel ini untuk memahami betapa pentingnya ...
Terdapat enam sesi dalam model problem solving ini, berikut adalah sesi dan langkahnya: Menentukan masalah yang pantas dan dirasa penting. ... Kelebihan dan Kekurangan Kekurangan Problem Solving. Berikut merupakan kelemahan dari pembelajaran pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Djamarah (2010:93):
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving Pembelajaran problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya yakni dapat membantu peserta didik meningkatkan daya kekritisan peserta didik. kemudian, pembelajaran tersebut juga menjadikan peserta didik untuk selalu terbiasa menyelesaikan berbagai masalah.
Kelebihan problem solving. Beberapa kelebihan problem solving, di antaranya: Pemecahan masalah ( problem solving) merupakan strategi yang cukup bagus untuk lebih memahami kehidupan. Pemecahan masalah ( problem solving) dapat menantang kemampuan seseorang serta memberikan kepuasan untuk menemukan kepuasan dan pengetahuan baru.
Pendidikan perlu mengembangkan model pembelajran inovatif untuk meningkatkan keterampilan 4C peserta didik. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan adalah Problem Based Learning. Oleh karena itu penulis membahas mengenai kelebihan dan kekurangan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) sehingga para
Menurut Hamiyah dan Jauhar (2014: 130-131) ada beberapa kelebihan dan kekurangan metode Problem Solving sebagai berikut. Kelebihan metode problem solving: a. Membuat pendidikan di sekolah mejadi relevan dengan kehidupan, khususnya dengan dunia kerja. b. Dapat berpikir dan bertindak kreatif. c. Dapat mengembangkan rasa tanggung jawab. d.
Kelebihan dan kekurangan problem solving a) Kelebihan model problem solving 1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran; 2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa; 3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas siswa
Model pembelajaran problem solving tentunya disertai dengan beberapa kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain: 1. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Model pembelajaran problem solving mengajarkan siswa untuk berpikir kritis dan mengevaluasi informasi yang tersedia untuk menemukan solusi yang ...
MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA. October 2018; ... kelebihan dan kekurangan. K elebihan model .
Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan metode problem solving dan penjelasannya. Kelebihan Metode Problem Solving. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan kehadupan, khususnya dengan dunia kerja.
1.4 Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving; 2 Frequently Asked Questions (FAQ) ... Meskipun model problem solving memiliki kelebihan dan kekurangan, kelebihannya dalam mengembangkan keterampilan siswa untuk menghadapi masalah dalam kehidupan nyata membuatnya menjadi model pembelajaran yang relevan dan penting. Dalam ...
Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut: Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan CPS dapat ...
Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut: a. Kelebihan . Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving ...
Adapun kelebihan dan kelemahan dari model pembelajaran Problem Solving. Kelebihan model pembelajaran Problem Solving, yaitu sebagai berikut: 1) Mendidik siswa untuk berpikir sistematis, 2) Mampu mencari jalan keluar terhadap situasi yang dihadapi, 3) Belajar menganalisis suatu masalah dari berbagai aspek, 4) Mendidik
Chapter ini akan membahas tentang hubungan antara keterampilan problem solving dengan keterampilan abad 21, konsep, karakteristik, prinsip, langkah-langkah dan contoh penerapan metode problem ...
J-KIP (Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Vol. 2, No. 3, Oktober 2021, pp. 161-170 e-ISSN 2722-6069 164 problem soolvingbisa meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan komunikasi matematis.Tetapi perbedaannya dalam penelitian yang ini meneliti bahwa model pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Kelebihan model pembelajaran problem solving antara lain sebagai berikut: 1. Mendidik siswa untuk berpikir secara sistematis. 2. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan. 3. Berpikir dan bertindak kreatif. 4. Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.